Kamis, 10 November 2011

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELI ROKOK SAMPOERNA MILD DI BEKASI



BAB I
PENDAHULUAN

Keputusan pembelian merupakan bagian dari serangkaian proses pembelian yang sudah mengalami beberapa tahap, mulai dari mengenali masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian (James F Engle, 1994). Calon pembeli sebelum mengambil keputusan pembelian melakukan evaluasi terhadap produk secara alternatif, kemudian timbul minat membeli, selanjutnya mengambil keputusan pembelian (Philip Kotler, 1997).
Keputusan konsumen memilih rokok Sampoerna Mild di Kota Bekasi dipengaruhi oleh faktor merk produk, rasa, harga, pomosi dan ketersediaaan produk. Hal ini dapat dibuktikan oleh rokok Sampoerna Mild. Permintaan rokok Sampoerna Mild di Kota Bekasi dari periode ke periode selalu mengalami peningkatan.
Merk produk adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan hal-hal tersebut, yang berfungsi untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Siti Rahayu Binarsih, 2007). Sebelum mengambil keputusan pembelian produk, konsumen selalu mempertimbangakan merk produk, semakin tinggi kualitas merk produk, maka semakin banyak konsumen yang tertarik untuk membeli,
Rasa rokok terletak pada ramuan bahan baku yang di pergunakan dan pada kertas pembungkus. Setiap kemasan rokok mempunyai rasa khas tersendiri yang mampu mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan memanfaatkan produk rokok tersebut.
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.
Promosi sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan konsumen. Sarasarn promosi penjualan biasanya lebih mempengaruhi perilaku dibandingkan dengan sikap. Karena itulah, kelihatannya lebih masuk akal ketika merencanakan suatu kampanye promosi pejualan untuk target pelanggan sehubung dengan perilaku umum.
Ketersediaan produk merupakan fungsi pendistribusian produk. Semakin banyak produk yang didistribusikan keberbagai daerah merupakan upaya untuk memnuhi permintaan konsumen terhadap produk tersebut. Ketersediaan produk merupakan factor penting yang perlu diperhatikan produsen dalam rangka memasarkan produk.

Tujuan Penelitian
Dari penelitian ini tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1.      Apakah merk produk dapat mempengaruhi keputusan konsumen ?
2.      Apakah rasa dapat mempengaruhi keputusan konsumen ?
3.      Apakah promosi dapat mempengaruhi keputusan konsumen ?
4.      Apakah ketersediaan produk dapat mempengaruhi keputusan konsumen ?


BAB II
LANDASAN TEORI

Deskriptif tentang PT Sampoerna
Sejarah dan keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") tidak terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna sebagai pendirinya.
Pada tahun 1913, Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat dan menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok putih.
Popularitas rokok kretek tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an, Liem Seeng Tee mengganti nama keluarga sekaligus nama perusahaannya menjadi Sampoerna, yang berarti ”kesempurnaan”. Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang terbengkalai di Surabaya yang kemudian direnovasi olehnya.
Bangunan tersebut kemudian juga dijadikan tempat tinggal keluarganya, dan hingga kini, bangunan yang dikenal sebagai Taman Sampoerna tersebut masih memproduksi kretek linting tangan. Bangunan tersebut kini juga meliputi sebuah museum yang mencatat sejarah keluarga Sampoerna dan usahanya, serta merupakan salah satu tujuan wisata utama di Surabaya.
Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna, mengambil alih kemudi perusahaan pada tahun 1978. Di bawah kendalinya, Sampoerna berkembang pesat dan menjadi perseroan publik pada tahun 1990 dengan struktur usaha modern, dan memulai masa investasi dan ekspansi. Selanjutnya Sampoerna berhasil memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia. Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International Inc. (“PMI”), salah satu perusahaan rokok terkemuka di dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna.
Jajaran Direksi dan manajemen baru yang terdiri dari gabungan profesional Sampoerna dan PMI meneruskan kepemimpinan Perseroan dengan menciptakan sinergi operasional dengan PMI, sekaligus tetap menjaga tradisi dan warisan budaya Indonesia yang telah dimilikinya sejak hampir seabad lalu.

Keputusan pembeli merupakan proses pengintegrasian yang mengkombinasikan beberapa pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku dan memilih salah satunya dengan berbagai macam cara yang mampu mempengaruhi konsumen untuk menjadi konsumen tetap.
Keputusan seorang pembeli  di pengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, dan keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian.
Pengaruh Perilaku Terhadap Pengambilan Keputusan Individu, yaitu :
         Perilaku yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah: Ethics, values, Personality, Propensity for Risk, Potensial for Dissonance, serta Escalation of Comitment.
         Etika adalah sistem atau kode yang memberikan arahan pekerjaan bagi individu.
         Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan etis: gender, filosofi, edukasi, pengalaman, umur, kesadaran, kultur organisasi, kode etik, reward dan sanksi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian
Pengertian  keputusan pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
           
Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian
Tahap-tahap  proses  keputusan  pembelian  dapat  digambarkan dalam sebuah model di bawah ini (Philip Kotler dan AB. Susanto, 1999;
251):
 

P
Sumber : Philip Kotler dan AB. Susanto, Pemasaran di Indonesia, (1999: 251)
Gambar 2.1
Model Proses Pembelian Lima Tahap

Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai.
a.      Pengenalan masalah
Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari  suatu  perbedaan  antara  keadaan  yang  sebenarnya  dan keadaan yang diinginkanya.  Kebutuhan  itu  dapat  digerakkan  oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar   akan meningkat hingga mencapai suatu  ambang  rangsang  dan  berubah  menjadi  suatu  dorongan berdasarkan  pengalaman  ynag  sudah  ada.  Seseorang  telah  belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu.
b.      Pencarian informasi
Konsumen  mungkin  tidak  berusaha  secara  aktif  dalam  mencari
informasi  sehubungan  dengan  kebutuhannya.  Seberapa  jauh  orang
tersebut mencari informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan
kebutuhan,   banyaknya   informasi   yang   dimiliki,   kemudahan
memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari
kegiatan  mencari  informasi.  Biasanya  jumlah  kegiatan  mencari
informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan situasi
pemecahan  masalah  yang  terbatas  kepemecahan  masalah  yang
maksimal.
c.      Evaluasi alternatif
Informasi  yang  didapat  dari  calon  pembeli  digunakan  untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk membeli.
d.      Keputusan pembelian
Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif   yang   harus   dipilih   atau   dievaluasi   untuk menentukan produk mana yang akan dibeli.
e.      Perilaku setelah pembelian
Apabila  barang  yang  dibeli  tidak  memberikan  kepuasan  yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya bila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya

            Kerangka Pemikiran

Dalam mempelajari, menganalisis dan memahami konsumen diperlukan suatu kerangka pemikiran yang diharapkan dapat membantu dalam penyusunan suatu strategi pemasaran yang aplikatif terhadap kondisi faktual di lapangan. Kerangka pemikiran ini didasarkan pada perpaduan model-model perilaku konsumen yang diajukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, serta berbagai teori-teori pendukung lain yang berkaitan. Adapun deskripsi kerangka pemikiran selengkapnya disajikan pada Gambar 2.3 berikut ini.



Gambar 2.1   Kerangka Pemikiran Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Produk rokok di Bekasi

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metode analisis
Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana dat-data digolongkan, dianalisis lalu diinteprestasikan. Data utama dalam penelitian ini adalah dengan mendapatkan informasi dari responden secara langsung dengan menyebarkan kuisioner yang berisikan tentang karakteristik responden, perilaku kebiasaan pembelian dan pernyataan-pernyataan yang dibuat untuk mendapatkan informasi yang relevan dan dibutuhkan untuk menganalisa masalah penelitian yang dikemukakan. Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuisioner.

Uji-t (Uji Parsial)
Uji-t (Uji Parsial) dilakukan dengan menggunakan langkah  sebagai berikut :
Ho : b1 = 0
Artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independet, variabel bebas yaitu (X1, X2, dan X3) berupa variabel kualitas promosi dan kemudahan memperoleh produk terhadap keputusan pembelitan yaitu variabel dependent (Y), variabel terikat.
Ha : b1 ≠ 0
Artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent yaitu (X1, X2, dan X#) berupa variabel kualitas, promosi, dan kemudahan memperoleh produk terhadap keputusan pembelian variabel dependent (Y).
Kriteria Pengambilan Keputusan (KPK) dengan menggunakan Two Tail Test (uji dua sisi). Pengujian ini digunakan apabila : hipotesis nol (Ho) berbunyi “lebih besar” (>) dan hipotesis alternatifnya berbunyi “lebih kecil” (<).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian dan pengolahan data penelitian mendapatkan hasil sebagai berikut :
1. Berdasarkan uji-t diketahui merk produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen membeli rokok Sampoerna Mild. Sebab nilai signifikan dari masing-masing variabel dibawah 0,05, yang berarti Ha di terima.
2. Berdasarkan uji-t diketahui rasa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen membeli rokok Sampoerna Mild. Sebab nilai signifikan dari masing-masing variabel dibawah 0,05, yang berarti Ha di terima.
3. Berdasarkan uji-t diketahui promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen membeli rokok Sampoerna Mild. Sebab nilai signifikan dari masing-masing variabel dibawah 0,05, yang berarti Ha di terima.
4. Berdasarkan uji-t diketahui ketersediaan produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen membeli rokok Sampoerna Mild. Sebab nilai signifikan dari masing-masing variabel dibawah 0,05, yang berarti Ha di terima.

BAB V
KESIMPULAN

Hasil penelitian dan pengolahan data, diketahui pengaruh anatara merk produk, rasa, promosi dan ketersediaan konsumen membeli rokok Sampoerna Mild di kota Bekasi yaitu :
  1. sebelum konsumen mengambil keputusan pembelian terhadap produk selalu mempertimbangkan kualitas merk produk, semakin tinggi kualitas merk produk maka semakin banyak konsumen terpengaruh untuk membeli produk tersebut.
  2. Sebelum membeli konsumen juga mempertimbangkan rasa, jika produk rokok tersebut mempnyai rasa khas yang mampu memenuhi selera konsumen, maka tidak menutup kemungkinan banyak konsumen yang terpengaruh oleh produk rokok tersebut.
  3. Bagi kalangan ekonomi lemah harga menjadi perhatian utama, semakin rendah harga beli maka semakin dicari, dengan demikian harga dapat mempengaruhi keputusan konsumen.
  4. Tingkat frekuensi promosi lewat televisi, radio, media cetak dan sebagainya dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk.
  5. Produk yang selalu tersedia sepanjang waktu dan dimana-mana, mempunyai daya tarik bagi konsumen memutuskan membeli produk tersebut dengan alasan produk tersebut mudah diperoleh.
  6. Hasil dan analisa data dengan uji-t diketahui secara parsial variabek merk produk, rasa, promosi dan ketersediaan produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen membeli rokok Sampoerna Mild di kota Bekasi.

DAFTAR PUSTAKA









1 komentar:

  1. maaf ya teman, mau kasih masukan nih sekarang kita udah masuk ke pembelajaran mata kuliah softskill sebaiknya blog anda disisipkan link Universitas Gunadrma yaitu gunadarma.ac.id guna sebagai identitas kita sebagai mahasiswa gunadarma dan juga salah satu kriteria penilaian mata kuliah softskill..terima kasih

    BalasHapus