Rabu, 17 November 2010


KISAH CINTAKU

Aku adalah seorang siswi kelas 2 di salah satu sekolah menengah atas. Namaku Bianca Maghdallena. Teman-teman memanggilku Bian. Baru beberapa minggu aku berada di dalam kelas 2 ini. Di kelas ini aku melihat seorang lelaki yang duduk di pojok kelas. Aku merasa tertarik padanya. Kemudian aku mencari tahu tentang lelaki itu. Tentunya tidak dengan secara terbuka. Akhirnya aku mengetahui nama lelaki tersebut dan mendapatkan nomer telponnya. Lelaki itu bernama Billy. Seorang yang putih, tinggi dan pendiam, menurutku. Betapa senangnya aku ketika mendapatkan nomer telponnya. Kemudian aku mengirimkan sebuah sms kepadanya, dan sangat berharap ia akan membalasnya. Betapa senangnya aku ketika dia membalas pesanku. Namun ketika kubaca balasannya, aku merasa sebal. Karena dia hanya membalas pesanku dengan seperlunya saja dan seperti memberi pertanda bahwa ia tidak ingin melanjutkan untuk terus bersmsan denganku. Namun aku pun tidak menyerah. Aku masih suka mengirimkan pesan kepadanya. Jika di dalam kelas aku berusah bersikap biasa kepadanya dan tidak menunjukan bahwa aku manyukainya.
Suatu hari, temanku mengadakan pesta ulang tahun. Aku pun datang bersama teman-temanku dan bersama sahabatku, Rina. Karena rumah temanku yang berulang tahun jauh dari rumah, akupun meminta temanku ntuk menjemputku. Tidak berapa lama ketika ku tiba di rumah temanku. Billy pun datang. Akhirnya aku pun berbincang-bincang dngannya dan mengenalkannya dengan Rina. Saat aku ingin pulang, ternyata teman yang menjemputku tidak bisa mengantarkan aku kembali ke rumah, lalu aku pun meminta Billy untuk mengantarkanku. Namun Billy pun menolaknya. Dia bialang rumahku sangat jauh dan karena saat itu sudah malam. Akupun terus memikirkan bagaiama aku bisa pulang kerumah. Dan karena rumah saudarku dekat dengan rumahnya Billy, aku pun meminta Billy untuk mengantarkanku ke rumah saudaraku itu dan besok pagi baru pulang kerumahku. Aku terus menerus merayunya. Dan akhirnya, Billy pun mau mengantarkanku. Betapa senangnya hatiku saat itu.
Sepanjang perjalanan Billy selalu membicarakan Rina. Dan karena ingin terus berdekatan dengannya, aku pun manawarkan Billy untuk mencomblangkan dirinya denga Rina. Karena sepertinya Billy suka dengan sahabatku itu. Sedih memang, namun hanya ini yang bisa aku lakukan untuk bisa dekat terus dengannya. Billy pun menyetujinya. Kemudian aku menanyakan kepada sahabatku itu, apakah dia menyukai Billy dan ingin berpacaran dengannya. Rina pun menjawab ‘Iya’. Dan tugasku sebagai mak comblang pun di mulai. Aku sering mengajak Billy untuk bermain bersama Genkku. Semenjak itu, Billy memang semakin dekat dengan Rina, namun aku rasa, lebih dekat kedekatanku dengannya di bandingkan dengan Rina. Karena demi mendengarkan curhatannya tentang Rina, aku jadi sering mengobrol dengannya dan pergi dengannya, ia pun sering mengantarkanku pulang sekolah. Dan akupun menjadi sering menginap di rumah saudarku agar bisa terus berdekatan dengannya.
Aku merasa sangat cemburu melihat Billy dengan Rina. Pada waktu itu Billy rela hujan-hujanan demi megantarkan Rina ke rumah tantenya. Lalu kembali lagi kesekolah dengan keadaan basah kuyup. Aku cemburu saat mereka sedang berdua. Sakit rasanya hati ini. Namun inilah yang harus kuhadapi, karena semua ini aku yang memulai.
Setelah pendekatan beberapa bulan, pada saat hari valentine, Billy pun menyatakan cintanya kepada Rina. Namun Rina tidak langsung menjawabnya. Mendengar cerita Billy aku pun hanya bisa tersenyum, padahal hatiku sakit mendengarnya. Lalu akupun menayakan kepada Rina, mengapa ia tidak menjawab ungkapan cinta Billy. Lalu ia berkata kalo ia pun masih bingung dan ragu, apakah ia benar-benar menyukai Billy atau tidak. Aku terus menerus meyakinkan Rina untuk segera menjawabnya, karena aku merasa kasiha kepadanya. Lalu Rina menyuruh Billy untuk meneleponnya. Di depanku dan di temanku, Tio. Rina menolak cinta Billy. Dan Tio mengatakan agar aku pura-pura tidak tahu kalau aku dan Tio mendengar percakapan mereka dan tidaka mengetahui kalau Rina menolak Billy. Malam harinya Billy mengirimkanku pesan. Dia bercerita tentang penolakan Rina terhadapnya. Di satu sisi aku merasa senang, namun di sisi lain aku juga merasa kasihan. Keesokannya di kelas, Billy menceitakan semuanya kepadaku, dan aku pun berpura-pura mengetahuinya.
Semenjak itu, pertemananku dengan Billy masih berjalan dengan baik, kami masih suka bermain bersama. Suatu saat, temanku Dewi mengenalkan seorang pria kepadaku, dan karena aku merasa kalau hubunganku dengan Billy hanya sebatas teman dan Billy tidak menganggapku lebih dari itu, akhirnya aku berpacaran dengan pria yang dikenalkan temanku itu. Aku tidak mengatakan kepada Billy kalau aku sudah berpacaran, karena aku masih mangharapkannya dan karena aku takut nantinya ia akan menjauhiku kalau ia mengetahui kalau aku telah berpacaran. Tetapi, akhirnya Billy pun mengetahui kalau aku sudah berpacaran dan untungkan dia tidak berubah kepadaku. Aku tetap dekat dengannya.
Tidak berapa lama aku berpacaran, akhirnya akupun putus. Karena aku merasa tidak cocok dengannya. Aku merasa ia sangat egois dan tidak mempercayaiku. Setelah putus, aku banyak menghabiskan waktuku dengan Billy. Sampai-sampai banyak yang mengira kalau aku berpacaran dengan Billy. Tapi memang itu harapanku.
Waktu itu aku, Billy dan sahabat-sahabatku menonton bersama, sepulangnya seperti biasa aku diantar oleh Billy, namun keadaan waktuu itu sedang gerimis lumayan besar namun kami tetap melanjutkan perjalanan. Karena saat itu kami merasa kedinginan, dan kebetulan kami melihat tukang Ba’pao. Akhirnya kami membeli ba’pao itu. Memakannya sambil jalan. Dan aku menyuapi Billy. Sungguh merasa senang. Dan moment itu tidak pernah kulupakan. Aku berteman dengan Billy seperti orang berpacaran.
Billy juga sering main kerumahku, dan hampir setiap hari ia mengantarkanku pulang sekolah. Seperti layaknya seorang pacar yang mengantarkan wanitanya pulang. Dan sehabis mengantarkanku pulang. Ia pun tidak segera pulang kerumah, ia mampir dahulu kerumahku untuk beberapa jam. Kadang hingga larut malam ia di rumahku. Dan pada suatu hari, di teras rumahku. Ketika aku sedang mengobrol dengan Billy, tiba-tiba ia mendekat kepadaku dan mencium keningku. Betapa kagetnya aku pada saat itu. Kemudian Billy menyatakn cintanya kepadaku. Mendengarnya aku menjadi tambah kaget. Lalu ia memegang tanganku dan berkata “aku menyukaimu, apakah kita bisa menjadi seorang pacar ?”. dengan keadaan lemas akupun akhirnya menjawab “ya, aku juga menyukaimu”. Dan akhirnya kami pun berpacaran.
            Dan baru aku tahu ketika kami telah berpacaran. Ternyata Billy memang sudah manyukaiku dari dulu, namun ia tidak ingin kehilangan teman dekat sepertiku. Dan ternyata ia merasa cemburu ketika aku berpacaran dengan pria yang dikenalkan oleh temanku. Dan ia tetap mendekati aku karena ia ingin aku cepat-cepat putus dengan pria itu. Sangat konyol. Hahaha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar